Thursday, September 20, 2012

Cerita singkat untuk perayaan yang terlambat

Fireworks Party!!!
" 'Cause baby you're a firewoks, come on show 'em what you're worth... Make 'em go, oh oh... As  you shoot across the star... " 
.: ~ Katy Perry - Fireworks ~ :. 

        Banyak orang bilang, lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. Tak sedikit pula yang bilang, biar lambat asal selamat. Dan berpegang pada kedua kalimat tersebut, saya harus menerapkannya dan sangat sangat menyetujuinya. Bukan karena tak sempat, bukan karena sibuk dan terlalu banyak acara yang tak singkat, tapi hanya karena satu hal sederhana. Malas!
        Sulit memang untuk bisa merubah kebiasaan seseorang hanya dalam waktu yang relatif singkat, seperti halnya juga saya. Sulit untuk bisa mengubah kebiasaan saya yang selalu menunda pekerjaan saya yang pada dasarnya memang malas. Sebenarnya, cerita ini sudah saya niatkan untuk ditulis dan dipublikasikan pada hari selasa pekan lalu, atau tepatnya 12 September 2012. Akan tetapi, karena kemalasan itulah saya baru bisa merampungkan isi tulisan ini dan mempublikasikannya sekarang.

       Back to topic. Perayaan ini sendiri bukanlah suatu perayaan besar yang terlampau istimewa, bahkan sebenarnya bukanlah suatu perayaan besar-besaran yang dihadiri oleh banyak orang dan mengadakan acara mewah serta adanya makanan berlimpah. Perayaan ini adalah sebuah tanda rasa syukur dari saya pribadi, atas masih diberinya saya kesempatan untuk bisa hidup dan bernafas hingga berusia seperti ini. Ya, tepat sekali, moment ulang tahun sayalah acara tersebut. Tidak penting memang, namun bagi saya hal itu sangatlah bermakna, sangatlah indah dan luar biasa. Kekanak-kanakan? Mungkin, ya. Tapi, apa mau dikata itulah saya. Saya merasa sangat bahagia sekali ketika saya bisa merasakan pertambahan usia ini di tengah tengah orang yang saya kasihi dan sayangi, dan saya yakin mereka pun menyayangi saya. Tidak tepat ketika hari - H ulang tahun saya memang, yang sebenarnya jatuh pada tanggal 30 Agustus. Telat sebelas hari. Tapi tak apa, apalah artinya sebuah tanggal?
        Jadi, singkat kata singkat cerita saya pun mengajak rekan-rekan kerja saya untuk makan bersama dan berbagi sedikit rezeki yang saya miliki. Saya pun mengajak mereka untuk sekedar berkumpul bersama sambil melihat indahnya pesta kembang api di Central Park Mall ( Kebetulan hari itu 10 September 2012, diadakan pesta kembang api di Central Park Mall ). Kami berangkat kesana sekitar pukul 18.30. Setelah sampai disana sekitar pukul 18.45, kami langsung menuju tempat makan semula yang tadinya mau kami tuju, Resto Solaria. Akan tetapi, apa mau dikata begitu tiba disana, kami kehabisan tempat dikarenakan berjubelnya orang yang datang dan mengantre untuk makan disana. Kami pun mencari alternatif tempat makan lainnya sebagai pengganti Solaria. Karena tak menemukannya, kami pun memutuskan untuk melihat kembang api saja terlebih dahulu, baru nanti setelah melihat kembang api kami akan menuju tempat makan alternatif lainnya. Sekitar pukul 19.38, datanglah rekan saya yang datang menyusul kesana, yaitu Mbak Yuli dan suaminya Kang Roni, yang berarti lengkaplah sudah rombongan kami malam itu.
        Ketika waktu sudah menunjukkan pukul 20.08 lebih ( saya tidak ingat waktu pastinya ketika itu ), maka dimulailah pesta kembang api yang sudah kami tunggu tunggu. Dan, sungguh tidak mengecewakan, terdapat puluhan, bahkan mungkin ratusan atau ribuan kembang api yang dilepaskan ke udara dan meletup dengan indahnya malam itu. Bagi saya, hal tersebut sangatlah indah. Bisa melihat indahnya kembang api yang meledak dengan sangat cantiknya dengan ditemani oleh orang orang terdekat yang saya sayangi.
        Usai melihat pesta kembang api yang begitu meriah tadi, kami pun bergegas menuju tempat makan yang kami tuju. Tujuan semula, yaitu Urban Kitchen disana kurang memenuhi apa yang kami harapkan. Tempatnya kurang leluasa dan tidak terlalu nyaman untuk bisa makan sambil ngobrol bersama-sama, hingga kami pun memutuskan untuk makan di restoran sebelahnya saja, yaitu Tokio Kitchen. Saya tahu, jika kami makan di Tokio Kitchen, maka tidaklah murah dan pastinya saya harus mengeluarkan uang yang tidak sedikit untuk membayarnya, akan tetapi apakah saya ragu untuk mengajak mereka makan disana? Sedikit pun tidak! Untuk moment kekeluargaan seperti ini, yang tidak setiap saat bisa saya nikmati, apa yang harus saya bayar tidaklah mahal, selama masih terjangkau dan masih bisa kita beli, maka hal tersebut murah!
Tokio Kitchen Resto!

        Tanpa banyak bicara lagi, saya langsung memimpin mereka untuk menemukan tempat duduk yang dirasa nyaman, lalu kami pun mulai memesan makanan yang kami inginkan masing-masing. Dan, tak lama kemudian makanan pun datang, lalu kami pun makan disertai dengan obrolan ringan dan canda serta gelak tawa yang selalu mengiringinya. 
      Selesai makan dan kenyanglah semua rombongan kami, kami pun tak lupa mengambil gambar alias photo-photo ( seakan sudah jadi kompetisi untuk melihat siapakah yang paling narsis serta paling banyak nampang di photo kali ini :p ), Setelah photo-photo, kami lalu meniggalkan tempat tersebut dengan hati dan perasaan yang puas. Ya, bagi saya pribadi, saya cukup puas dan bahagia dengan acara tersebut. Sederhana memang, tapi sarat makna. Saya harap event ataupun acara kekeluargaan ini tidaklah hanya sampai disini saja, semoga nantinya akan banyak acara serupa yang bermakna lainnya. Dan tentunya yang sangat saya tunggu-tunggu lainnya yaitu makan-makan gratis lagi ( tetep aja makan gratis :D ).
Mari makan!!! Nyam nyam nyammmmm... :9

        Mungkin, cerita saya kali ini sudah terlalu panjang dan membosankan, sehingga ketika hampir selesai, saya sempat berniat untuk mengganti judulnya menjadi, Cerita singkat yang sesungguhnya tak terlalu singkat. Tapi, apalah artinya sebuah judul, jika isinya tak ada yang membaca, bukankan begitu? Begitu pula dengan acara perayaan sederhana ini, memang hanya sederhana saja dan tanpa adanya embel-embel lainnya, akan tetapi yang saya cari disini, justru momen kesederhanaan serta kekeluargannya. Bukankan akan percuma saja, jika menggelar perayaan yang meriah akan tetapi kita tak dapat merasakan emosi kedekatan serta rasa kekeluargaan dan persaudaraannya? Dan sekarang pertanyaan selanjutnya, siapakah yang akan jadi "korban" selanjutnya? :p

2 comments: